Ansharul Haq: Jejak Training Dasar (RADAR) 3 Assalam Sumatera Barat Tiga Hari Menempa Pemuda, Mengguncang Dunia
“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Kutipan ini menjadi pengingat akan pentingnya peran pemuda sebagai motor penggerak perubahan. Hal itu direalisasikan oleh pemuda-pemudi dari Assosiasi Pelajar Islam (ASSALAM) Sumatera Barat yang gigih dalam tekad untuk mengangkat agenda Training Dasar (RADAR) 3 yang berlangsung 3 hari dari tanggal 8 – 10 Agustus 2025 untuk membentuk kader yang tangguh tidak hanya cakap intelektualitas tetapi juga dari spiritualnya.
Sabtu, 9 Agustus 2025 – ABG Waterpark, Lubuk Minturun, Padang. Memasuki hari kedua, seluruh peserta RADAR 3 Assalam Sumatera Barat memulai kegiatan dengan suasana yang lebih kondusif. Cuaca cerah sejak pagi hari menjadi penambah energi untuk mengikuti agenda yang telah disiapkan panitia. Hari ini menjadi inti dari pelaksanaan pelatihan, di mana peserta mendapatkan materi-materi penting yang relevan dengan kebutuhan kader di lapangan. Sesi dibuka dengan sambutan resmi yang menegaskan kembali posisi RADAR 3 sebagai ruang strategis untuk membentuk kader unggul yang memiliki wawasan luas, keterampilan manajerial, dan integritas tinggi.
Materi yang disampaikan pada hari kedua mencakup Manajemen Event dan Manajemen Konflik, dua keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang kader untuk menunjang efektivitas dakwah dan organisasi. Dalam materi manajemen event, peserta diperkenalkan dengan teknik POACE (Planning, Organizer, Action, Controlling, Evaluation) yang memberikan kerangka sistematis dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan. Sementara itu, materi manajemen konflik membekali peserta dengan strategi mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan perbedaan secara konstruktif. Penyampaian materi berlangsung interaktif, dengan sesi tanya jawab dan diskusi yang membuat peserta lebih memahami konsep secara praktis.
Selain materi, hari kedua juga menjadi momen penting untuk menentukan identitas angkatan. Sebelum penentuan nama angkatan, peserta bersama panitia melalui proses musyawarah yang cukup dinamis. Banyak usulan nama yang bermunculan, mencerminkan semangat, cita-cita, dan karakter masing masing peserta. Setiap opsi dipertimbangkan secara matang, baik dari segi makna, relevansi dengan visi pelatihan, maupun nilai-nilai yang ingin dihidupkan oleh angkatan ini. Setelah melalui diskusi mendalam dan pertukaran pandangan, akhirnya tercapai kesepakatan untuk menetapkan "Ansharul Haq" sebagai nama resmi angkatan.
Pemilihan nama ini bukan sekadar penanda identitas, tetapi juga komitmen moral bagi seluruh peserta. Ansharul Haq (راصنأ Ù‚ØÙ„ا) dalam bahasa Arab secara harfiah berarti penolong-penolong kebenaran atau pembela kebenaran. Dalam konteks Islam, istilah ini menggambarkan pribadi-pribadi yang berjuang menegakkan ajaran yang benar, melawan kebatilan, dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ia menjadi simbol tekad angkatan ini untuk menjaga kemurnian dakwah, memperjuangkan keadilan, dan menyebarkan kebaikan melalui jalan yang hikmah dan damai.
Dengan nama ini, setiap anggota diingatkan bahwa perjuangan membela kebenaran bukan hanya melalui lisan dan tulisan, tetapi juga melalui keteladanan, pengabdian, dan konsistensi dalam amal. Ansharul Haq menjadi spirit yang akan terus menyala, mengiringi perjalanan para kader ini dalam mengemban amanah dakwah, baik di medan organisasi maupun di tengah masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan pemilihan Mas’ul dan Mas’ulah sebagai bentuk apresiasi terhadap peserta yang menunjukkan kontribusi dan semangat terbaik selama kegiatan. Terpilihlah Muhammad Iqbal sebagai Mas’ul dari kalangan ikhwan dan Zahra Angraini sebagai Mas’ulah dari kalangan akhwat. Zahra juga memberikan pesan inspiratif bahwa, “Amanah tidak lahir dari orang yang mahir di bidangnya, tapi amanah lahir kepada orang yang mau belajar darinya.” Seluruh rangkaian hari kedua berjalan penuh semangat dan meninggalkan kesan mendalam, sekaligus memperkuat rasa kebersamaan untuk melangkah ke agenda penutup di hari ketiga.
Hari ke 3 menjadi puncak sekaligus penutup rangkaian RADAR 3 Assalam Sumatera Barat. Sejak pagi, peserta sudah bersiap mengikuti agenda terakhir yang dikemas dengan kegiatan outbound. Lokasi ABG Waterpark yang dikelilingi pemandangan alam asri memberikan suasana segar dan penuh energi. Outbound tidak hanya dirancang untuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana membangun kekompakan, kepercayaan antaranggota, serta keterampilan bekerja sama dalam menyelesaikan tantangan. Setiap permainan yang diberikan memiliki pesan tersirat tentang pentingnya koordinasi, komunikasi, dan saling mendukung demi mencapai tujuan bersama.
Setelah sesi outbound, peserta kembali ke aula untuk mengikuti prosesi penutupan secara resmi. Dalam suasana yang penuh kehangatan, panitia menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta atas dedikasi dan komitmen yang ditunjukkan selama tiga hari pelaksanaan. Penutupan ini tidak hanya menjadi akhir kegiatan, tetapi juga awal dari tanggung jawab baru sebagai bagian dari angkatan Ansharul Haq. Peserta diingatkan bahwa status sebagai lulusan RADAR 3 menuntut mereka untuk menjadi teladan, penggerak, dan pelopor dakwah di lingkungan masing-masing, serta menjaga semangat kebersamaan yang telah terbangun.
Rangkaian acara ditutup dengan doa bersama dan sesi foto untuk mengabadikan momen bersejarah ini. Perjalanan pulang dari Lubuk Minturun membawa kesan mendalam bagi seluruh peserta, karena setiap kegiatan yang dilalui selama tiga hari telah memberikan pengalaman berharga, wawasan baru, dan ikatan persaudaraan yang kuat. “Bersatu menjalin ukhuwah” sesuai tagline Assalam Sumatera Barat pada RADAR 3, tahun 2025 ini membuktikan bahwa pengkaderan bukan hanya tentang menerima materi, tetapi juga tentang menanamkan nilai perjuangan, membentuk mental tangguh, dan mempersiapkan kader muda yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan dalam Assalam Sumatera Barat. Dengan semangat Ansharul Haq, peserta kembali ke daerah masing-masing membawa tekad untuk mengimplementasikan ilmu, keterampilan, dan nilai-nilai yang telah diperoleh demi kemajuan dakwah dan organisasi.
Penulis: Kestari Asadullah 4.5