Fragmen Sunyi di Antara Baris Kata

BONGKAHAN RASA

Menggunung,melambung,mengira-ngira

Disuguhkan jejak lampauan masa

Berselang bayang yang sempat sirna

Bersahut riuh bisikan kata


Ambigu sempat merekayasa

Menerka ulang sebuah lara

Hajat kan tetap bermunajat

Ratap kian menatap

Akan sorot yang menghunus

Menikam,aku tak berdaya

 

Ya rabb

Harmoni pinta nada-nada

Berbisik pilu satu rasa

Berujung bungkam,sertaan tuli seketika

Menghadang pekik

Juga turut menolak sakit



MUSAFIR

Bentangan alam nan luas

Desiran angin turut menghempas

Terhalang,pun andil kan menghadang

Pasokan udara hilang,tersengal bencana yang terburu datang

Memaksa raga,mengejutkan asa kian menderu

Bersanding rapuh kian berhawa ambigu

 

Selanjutnya,kemana jejak kan dipijak?

Adakah arah tuk melangkah

Jikalau hanya tuk membayang

Petang berlalu,pupus dipastikan hilang

Tertikam alur semakin kejam

 

Ooh singgahan fana

Terlena dijagat raya

Terbujuk musuh bertopeng sebaya

Amukan meluluh-lantakkan

Sungguh! Kebenaran goresan sabda

Ulah sesatnya pemenuhan hajat

Tau hidup,namun kan dilaknat

 

Kini,munajat tak putus bersuara lantang

Mengakui alur yang keliru

Mendambakan tiap detik,menit,jam bahkan selalu

Agar juluran kuasa menyertaiku

Tuntuni semua khilaf sertaku

Mengabdi,tau tak abadi

Sosok musafir akan pergi

Dimensi nyata,akhir cerita ini



Oleh: Assifa Zikhriatul Fitri